Perbedaan Cacing Sutra Dan Cacing Darah – Cacing bisa dibilang adalah salah satu pakan ikan yang cukup populer. Pakan ikan ini sangat cocok untuk diberikan pada anakan ikan maupun ikan dewasa sekalipun karena tekstur yang halus dan kaya akan protein.
Jenis cacing yang paling umum digunakan sebagai pakan ikan adalah cacing sutra atau cacing rambut dan cacing darah atau yang juga dikenal dengan sebutan bloodworm.
Umumnya bagi orang-orang yang baru saja mulai untuk memelihara suatu jenis ikan belum paham betul perbedaan antara kedua cacing tersebut dan manfaatnya.
Oleh karena itu pada kesempatan kali ini Ceritaikan.com akan menjelaskan perbedaan antara cacing sutera dan cacing darah.
Perbedaan Cacing Darah (Bloodworm) dan Cacing Sutra
Berikut ini perbedaan dasar dari cacing darah dan cacing sutera yang sudah dirangkum oleh penulis Ceritaikan.com
Cacing Darah (Bloodworm)

Cacing darah atau Bloodwom sebenarnya tidak masuk kedalam keluarga cacing, melainkan keluarga serangga dalam bentuk larva kecil atau midge fly (Chironomidae).
Cacing darah memiliki banyak hemoglobin dalam tubuhnya yang membuat mereka berwarna kemerahan seperti darah. Fungsi dari hemoglobin tersebut adalah untuk membantu mereka untuk mendapatkan lebih banyak oksigen saat berada di dalam air.
Menariknya bentuk cacing darah sendiri bisa dibilang mirip dengan jentik nyamuk. Selain itu saat mereka sudah besar memang akan tumbuh seperti layaknya nyamuk pada umumnya tetapi tidak menghisap darah manusia seperti nyamuk malaria ataupun aedes aegypti penyebab demam berdarah.
Cacing darah sendiri memiliki habitat yang sama dengan cacing sutera pada umumnya, jadi wajar saja jika anda membeli cacing sutra maka akan mendapati juga cacing ini. Anda dapat melihat jenis cacing ini cenderung berada di permukaan air layaknya jentik nyamuk pada umumnya.
Cacing darah sangat tidak cocok untuk diberikan sebagai makanan utama untuk anakan ikan atau burayak. Hal tersebut karena mereka memiliki tekstur yang keras. Akan tetapi cacing ini bisa diberikan untuk berbagai ikan hias dewasa, contohnya seperti ikan Cupang.
Cacing Sutera

Cacing sutra atau cacing tubifex adalah cacing kecil yang memiliki bentuk seperti rambut berwarna merah. Cacing ini memiliki panjang maksimum sekitar 1-3 cm dan hidup bergerombol atau menggumpal.
Cacing ini memiliki tekstur yang lembut jika disentuh, hal tersebutlah yang membuat mereka disebut sebagai cacing sutera. Cacing jenis ini dapat ditemui di habitat yang memiliki irigasi air yang baik dan biasanya mereka hidup di dasar air.
Karena tekstur yang halus dan kaya akan protein, cacing sutra sangat baik dijadikan pakan untuk anakan ikan atau burayak yang sudah berumur 4-5 hari dan seterusnya. Selain itu cacing jenis ini juga sangat cocok untuk beberapa jenis ikan hias untuk menaikkan warna mereka, contohnya seperti ikan cupang dan ikan channa.
Fakta Singkat Hubungan Cacing Sutra dan Cacing Darah
Keberadaan dari cacing darah sendiri bisa dibilang mengindikasikan bahwa air tempat mereka tinggal tidak tercemar dan memiliki kualitas air yang baik. Selain itu saat dewasa atau tahap metamorfosis akhir, mereka tidak akan menjadi nyamuk penghisap darah atau penyebar penyakit.
Akan tetapi kehadiran cacing darah dalam suatu wadah peternakan cacing sutra dalam jumlah banyak tentulah bukan hal yang baik. Beberapa kasus kehadiran cacing dara di peternakan cacing sutra dalam beberapa kasus diikuti dengan penurunan produksi atau panen cacing sutra yang dihasilkan oleh peternak.
Oleh karena itu para peternak biasanya melakukan pengeringan wadah air yang rutin untuk menghilangkan jentik cacing darah untuk proses sterilisasi ulang. Hal tersebut ternyata berimbas positif dengan meningkatnya hasil panen dari cacing sutera yang diternakkan di lahan atau wadah air tersebut.
Sekian dulu artikel kali ini dari Ceritaikan.com yang membahas tentang perbedaan antara cacing sutra dan cacing darah. Semoga artikel kali ini bisa bermanfaat dan menambah wawasan anda para pecinta ikan. Terima kasih sudah membaca.