Beberapa waktu lalu mungkin pernah melihat video yang viral tentang Pelepasan dua anakan hiu di Raja Ampat, Papua. Kedua anakan hiu tersebut dinamai Charlie dan Kathlyn termasuk ke dalam jenis Zebra Shark (Stegostoma tigrinum) atau Hiu Belimbing.
Bagi anda yang penasaran dan ingin tahu lebih lanjut tentang hiu belimbing, anda bisa cek artikel berikut ini yang sudah disiapkan oleh Ceritaikan.com.
Apa Itu Hiu Belimbing?
Hiu Belimbing merupakan nama lokal dari Zebra Shark (Stegostoma tigrinum), salah satu spesies hiu ovipar yang termasuk ke dalam Famili Stegostomidae. Spesies ini merupakan kerabat dekat dari hiu paus (Rhincodontidae), hiu bodoh (Ginglymostomatidae), hiu kodok (Orectolobidae), dan hiu bongo atau hiu berjalan (Hemiscyliidae), yang tergabung ke dalam kelompok hiu karpet (Ordo Orectolobiformes) (Compagno, 2001).
Berikut ini informasi klasifikasi ilmiah dari Zebra Shark (Stegostoma tigrinum).
- Kerajaan: Animalia
- Divisi: Chordata
- Kelas: Chondrichthyes
- Ordo: Orektolobiformes
- Keluarga: Stegostomatidae T. N. Gill , 1862
- Marga: Stegostoma J.P. Müller & Henle , 1837
- Jenis: S. tigrinum
Bentuk Fisik

Hiu belimbing memiliki ciri morfologi yang khas sehingga sangat mudah dikenali. Secara umum, tubuhnya menyerupai cerutu dengan ekor yang memanjang seperti pisau; panjang ekornya hampir separuh dari panjang totalnya. Pada bagian punggung dan sisi tubuhnya terdapat guratan-guratan menonjol yang memanjang dari belakang kepala hingga pangkal ekornya (Compagno, 2001; Compagno et al., 2005).
Individu dewasa umumnya berwarna kekuningan dengan corak bintik-bintik berwana coklat, sehingga tidak heran apabila di Indonesia jenis ini disebut dengan hiu belimbing karena dianalogikan seperti buah belimbing. Sedangkan di beberapa lokasi disebut juga dengan hiu tutul karena corak bintiknya yang menyerupai macan tutul (White et al., 2006). Sementara itu, anakan hiu belimbing (juvenil) memiliki corak yang lebih beragam namun umumnya berwarna coklat dengan pola garis-garis dan bintik putih, sehingga terkadang hiu ini juga dikenal dengan sebutan hiu zebra (Compagno, 2001; Michael, 2001). Dahletal. (2019) menyatakan bahwa hiu belimbing memiliki variasi corak tubuh yang beragam namun dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok variasi corak, yaitu corak garis (zebra stripe morph) dan corak pasir (sandy morph).
Sifat
Sifat biologi hiu belimbing yang tidak agresif dan cenderung pasif menyebabkan jenis ikan ini menjadi sangat mudah ditangkap. Akibatnya, lambat laun jumlah populasinya di alam semakin berkurang, bahkan di beberapa daerah di wilayah Asia Tenggara jenis ini dipercaya telah mengalami kepunahan secara lokal karena adanya eksploitasi yang berlebihan. Indikasi tingginya tingkat eksploitasi terhadap hiu belimbing tersebut menyebabkan status konservasinya di dalam daftar merah IUCN (International Union for Conservation of Nature) berubah, dari sebelumnya berstatus rawan punah (vulnerable) menjadi jenis yang dikategorikan terancam punah (endangered) (Dudgeon et al., 2019).
Habitat Dan Daerah Persebaran
Hiu Belimbing biasanya sangat suka mendiami daerah pesisir pantai atau perairan dangkal. Mereka adalah hewan nokturnal yang aktif di malam hari dan menghabiskan sebagian besar waktunya dengan beristirahat tak bergerak di dasar laut. Pada malam hari, mereka aktif berburu moluska , krustasea , ikan bertulang kecil dan mungkin ular laut yang bersembunyi di lubang dan atau celah-celah karang.
Untuk daerah persebarannya, ikan predator air laut ini tersebar luas mulai dari wilayah Indo Pasifik Barat, dari Afrika Selatan hingga Kepulauan Solomon.
Siklus Hidup
Hiu belimbing merupakan salah satu ikan hiu terbesar yang memiliki tipe reproduksi dengan cara bertelur (ovipar). Ikan hiu betina mencapai matang kelamin dan mulai bertelur pada ukuran panjang sekitar 170 cm atau ketika berusia sekitar 6–8 tahun. Sedangkan ikan jantan mulai aktif bereproduksi sejak berukuran sekitar 160–170 cm atau ketika berusia sekitar 7 tahun.
Hiu belimbing betina dapat meletakkan telur-telurnya pada substrat perairan hingga empat butir dalam satu waktu serta mampu menghasilkan 40–80 butir telur dalam kurun waktu tiga bulan dalam satu siklus reproduksinya, namun hanya sekitar seperempatnya saja yang mampu bertahan hingga menetas.

Cangkang telur hiu belimbing berbentuk seperti kantung tebal membulat yang berwarna coklat atau keunguan, dengan panjang yang bervariasi antara 13 hingga 20 cm, lebar sekitar 8 cm, dan ketebalan 5 cm. Embrio berkembang di dalam cangkang telur hingga siap menetas dan hidup bebas di alam dalam kurun waktu sekitar 170 hari atau sekitar 6 bulan.
Selain bereproduksi secara internal melalui proses kopulasi antara jantan dengan betina, hiu belimbing betina juga diketahui memiliki kemampuan bertelur dan embrionya berkembang hingga menetas tanpa adanya pembuahan dari individu jantan, atau yang dikenal dengan istilah parthenogenesis.
Hiu belimbing yang dipelihara di dalam akuarium diketahui dapat hidup sampai usia 35 tahun, sehingga diperkirakan usia produktif maksimal untuk ikan betina adalah sekitar 17 tahun.